BIOGRAFI IBNU TAIMIYAH


Ibnu Taimiyah lahir senin, 10 Rabi’ul Awwal tahun 611 H.Disebuah kota kecil di Syiria, yakni Haran.Beliau di besarkan dilingkungan intelektual murni, yang mayoritas komunitas di sekitar lingkungan tersebut menekuni bidang-bidang keilmuan, seperti fiqih dan ilmu-ilmu agama lainnya.Di antaranya keluarga beliaulah yang mencapai puncak dalam karir keilmuannya yang sekaligus menjadikan meraih reputasi di dunia islam.Ibnu Taimiyah menghabiskan masa kecilnya di Haran selama enam tahun.Bersamaan dengan terjadinya intervensi bangsa Tartar terhadap kota Haran, maka seluruh keluarga beliau hijrah ke Syam.Malam itu juga, ayah beliau memutuskan meninggalkan kota dengan membawa segerobak buku-buku yang di wariskannya dari nenek moyang keluarga beliau.Seluruh anggota keluarga bersusah payah untuk dapat menyelamatkan barang yang sangat berharga tsb( buku-buku itu), sekalipun musuh telah menyusul di belakang mereka.Akhirnya terpaksa dipurukkan gerobak yang sarat buku-buku ituu kedalam pasir, karena bangsa Tartar nyaris menangkap mereka.Mereka hanya dapat pasrah da memohon pertolongan kepada allah,dan allah swt pun mengabulkan dosa mereka.

Keluarga Ibnu Taimiyah akhirnya selamat sampai ke Damaskus Ibu kota Syam sementara itu, telah berdiri sebuah lembaga pendidikan Hambali yang termasyur.Pendiri yayasan pendidikan Hambali adalah, Abu Faraj Abdul Wahid AL-Faqih Al-HAmbali (wafat 486 H) yang merupakan murid seorang qidhi Mazhab Hambali yang cukup ternama, Abu Ya’ala pada penghujung abad kelima Hijrah.Kepengurusan lembaga pendidkan tersebut selanjutnya diemban oleh bani(keturunan) Qudarna Al-Maqdisy yang merupakan imigran dari palestina pada tahun 551 H, akibat intervensi Tentara Salib atas negeri mereka(Palestina).

Seorang sejarawan Perancis, Laost amat interes dengan lembaga pendidikan Hambali tsb,> sebagaimana tertuang dalam kitabnya yyangcukup monumental, LesDoctrines Sociales et POlitiques d’Ibn Taymiyah(Doktrin-doktrin Sosial Politik Ibnu Taimiyah).Keluarga Ibnu Tamiyah tinggal di Qosiyun, sementara ayah beliau disingkat menjadi syaikh (tokoh spiritual) di Darul Hadis AS-Sykriyah.

Dengan demikian, pada masa Ibnu Tamiyah sudah berdiri sekolah Mazhab Hambali yang populiritasnya tersebar seantero Damaskus.Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Laaoust, memang benar adanya, bahwa pada masa-masa kemunduran dan degrasi yang dialami oleh dunia islam,Mazhab Hambali mendapatkan miliu yang tepat untuk menyebarkan pendapat-pendaptnya.Dan ketika islam diserang sari sisi politik dan agama, Mazhab Hambali inilah yang di tampilkan untuk menyerukan ummat agar kembali pada sunnah dan akidah salaf.

Di damaskus, Ibnu Taimiyah berhasil menyelesaikan studinya di bawah bimbingan sang ayah.Drasah atau studi yang di tekuni oleh Ibnu Taimiyah di dasarkan atas kaidah-kaidah Mazhab Hambali.Disamping itu, ia juga belajar kepada syaikh-syaikh yang lain.Para ahli sejarah yang mempokuskan pengamatan nya pada kehidupan Ibnu Taimiyah bahkan menyebutkan nama-nama syaikh selain ayah sendiri.Dari Masyaikh(para guru) itulah Ibnu TAiniyah menekuni berbagai bidang ilmu, mulai dari ilmu ilmu keislaman sampai filsafat.Dengan kata lain, kami merasa yakin bahwa selama decade ini keemasan islam, tidak seorang tkoh pun yang mampu menyaingai kecemerlangan Ibnu Taimiyah dalam hal penguasaan terhadap seluruh Turost Islamy(warisan islam).

Seorang sejarawan besar, Adz-Dzahaby bahkan berkomentar”Sesungguhnya Ibnu Taimiyah merupakan figure pembaca yang berhasil.Ia mahir di bidang ilmu hadist dan fiqih pada usia yang relative muda, tujuh belas tahun.Selain itu, juga menguasai ilmu tafsir, ushul fiqihdan seluruh ilmu keislaman baik ushul maupun furu’nya, secara global, kecuali ilmu qirat.

Apabila menyebut tafsir, maka dialah pembawa panjinya.Apabila menghitung nama fuqaha,maka dialah seorang mujtahid muthalak pada zamannya.Jika menghadiri majelis para huffadz (penghafal), belliau berbicara, semuanya diam, beliau menghafal, tidak seorang pun mampu mengikutinya, bahkan ketika hafalan beliau lain masih banyak, yang lain sudah kehabisan hapalan.Ketika menyebut ahli kalam, beliaulah orangnya dan kepadanyalah orang-orang merujuk.Ketika Ibnu sina banyak menyajung para filosof, Ibnu Taimiyah justru melemahkannya, membongkar sis kelemahan dan mengungkap kesalahan-kesalahanmereka.Beliau mempunyai penguasaan yang sempurna dalam masalah lughah, nahwu dan sharaf.

Demikian sekilas gambaran kelebihan Ibnu Taimiyah di bidang ilmu pengetahuan.Tampaknya beliau cenderung mengeluti bidang sastra Arab dengan seluruh cabangnya seperti adab, filsafat, tarikat dan lughah.Hal ini dapat kita ketahui dengan mempelajari kitab-kitab karya beliau sebagian besar mengupas bidang tsb di atas.Kita pun tidak mungkin untk menelaah semua buku karya beliau, namun demikian, sebagian besar memang telah beredar di tengah-tengah kita.

Dunia islam menjelang abad ketujuh dan Hijrah mengalami masa-masa kemerosotan dan kemunduran, menyusul terjadinya perang salib dan sekaligus juga dampak yang menimbulkan sesudahnya.Di sisi lain, bangsa Tartar ikut pula memberi andil bagi kehancuran ummat islam di luar batas perikemanusian.Kondisi ini bahkan semakin maemburuk dan bertambah parah dengan munculnya kelompok-kelompok yang berkolusi dengan musuh-musuh islam yang taersebar hamper di seluruh dunia islam, seperti Nushoiriyah, Kisrowiyah, Syi;ah yang sesat, Yahudi dan nasrani.Kelompok sporadic ini sengaja melakukan perlawanan berdarah terhadap ummat islam.Mereka itu pada hakikatnya sebagaimana di ungkapkan Ibnu Taimiyah, adalah fanatisme pemuja fisafat, para pengikut Hindu dan yunani, pewaria majusyi, musyrikin dan penerus kesesayan Yahudi,NAsrani dan shabi’in (penyebah batu).

Beliau hidup dengan jiwa yang dipenuhi rasa kenyakinan dan keimanan akan keagungan dan ketinggian islam.Mulailah beliau menyiusun sasaran perjuangan yang beragam, dari perjuangan maembalas serangan yang di lancarkan musuh islam dengan kekuatan senjata sampai perjuangan untuk mengembalikan kaum muslimin pada salafiah, akidah firkah najiyah (golongan yang selamat), yakni tauhid dalam hakikat yang tinggi.

Oleh karena itu, beliau terkadang harus berjuang dengan menggunakan senjata (pedang) dan kadang pula melalui pena.Demikian aneka perjuangan yang beliau tempuh.Kehidupan beliau senantiasa diwarnai jihad yang berkesinambungan hingga menghantarkan ke penjara Damaskus.Dan di tempat yang sama, beliau menghembuskan nafas terakhir, taepatnya pada Minggu Malam(malam senin), 20Dzul Qa’idah 728 H .Menjelang detik-detik terakhir kehidupannya, beliau senantiasa mengulang –ualng ayat Allah, “Sesungguhnya kaum mutaqqin itu berada di surga dan sungai yang mengalir, di tempat yang disenangi di sis Tuhan Yang Maha Kuasa.

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah untuk membangun blog ini dan dilarang keras berkomentar berbau SARA (Suku,Agama,Ras,Antargolongan)